Sebelumnya Fajri sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sejak Jumat (9/6/2023).
Pria berusia 27 tahun itu telah ditangani 14 dokter dari berbagai bidang keahlian dikerahkan untuk memantau kondisi kesehatannya.
Selain masalah di pernafasannya, yang jadi perhatian dokter adalah banyaknya luka di tubuh Fajri.
Salah satu penyebabnya karena gesekan yang dialami Fajri saat dia berpindah posisi dengan cara menyeret badannya.
"Pada saat ini yang kami hadapi bagaimana kami menstabilkan dulu apa yang kami terima yaitu pasien dengan kondisi pernafasan jantung dan luka-luka di kulit ini yang harus kita bereskan dulu," ujar Plt Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti saat membeberkan kondisi Fajri di RSCM, Rabu (14/6/2023).
Lantas seperti apa perjuangannya Muhammad Fajir semasa hidupnya?
Sebelum dievakuasi dan dirawat di rumah sakit, butuh waktu 2 jam untuk geser badan 3 meter Fajri.
Namun pria obesitas dengan bobot sekitar 300 kg merasa segan jika merepotkan orang sekitar.
Meski geraknya terbatas karena bobotnya yang besar dan berat, Muhammad Fajri seminimal mungkin untuk meminta bantuan orang lain.
Salah satunya perjuangan Muhammad Fajri saat ingin mandi.
Ia harus menggeser tubuhnya selama 2 jam untuk sampai di teras rumah untuk mandi.
Fajri mandi di teras rumah karena kamar mandinya tak cukup untuk dirinya.
Meski aktivitasnya terbatas hanya di dalam rumah karena obesitas yang dialaminya, Muhammad Fajri tak mau sepenuhnya bergantung pada orang lain.
Fajri selalu berusaha sendiri untuk memisahkan posisi badannya kendati memakan waktu lama.
Hal itu diungkapkan Herman (58) yang tinggal persis di sebelah rumah Fajri di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang.
Herman mengatakan bahwa kondisi Fajri kian besar sejak sekira delapan bulan terakhir atau semenjak mengalami kecelakaan motor.
"Dia sempat jatuh dari motor, kakinya luka.
Waktu itu saya tawarin dia berobat tapi enggak mau, dia cuma minta tolong belikan minyak gosok saja," kata Herman saat berbincang dengan Tribun Jakarta.com, Kamis (15/6/2023).
Seiring berjalannya waktu, luka di kaki Fajri tak kunjung sembuh malah menjadi bengkak.
Hal itulah yang membuat Fajri tak bisa beraktivitas seperti warga pada umumnya. Kondisinya diperburuk dengan berat badan Fajri yang naik drastis hingga dikabarkan mencapai 300 kilogram.
Sebagai tetangga, Herman kembali menawari Fajri untuk berobat. Tapi lagi-lagi ditolak oleh Fajri karena alasan sungkan membuat repot orang lain.
"Dia bilang ga mau ngerepotin orang karena badannya besar," ujar Herman.
Sebagai tetangga, Herman memang cukup perhatian terhadap kehidupan Fajri.
Pasalnya, di rumahnya itu, Fajri hanya tinggal berdua dengan ibunya yang juga mengalami masalah kesehatan.
Sedangkan ayah Fajri telah meninggal dunia.
Fajri sebenarnya memiliki kakak namun tidak tinggal serumah karena sudah berkeluarga.
S: tribunnews
0 Comments